Hello

11 Desember 2013


Ok para kaum-kaum kece yang ganteng dan cantik dimana pun anda berada, setelah lama ga posting-posting lagi akhirnya gw ada ide nih, untuk temen-temen gw semua yang lagi pada pusing cari makalah nih gw kasih kasa-kasi, hahaha. kata anak-anak sih gituh bocoran katanya. Makalah Filsafat Ilmu, nih makalah hasil gw yang udah gw dapet dikampus. ok langsung ajah ga ambil susah tinggal copy ajah langsung rebes. ok temen-temen sesama manusia marilah saling bantu. see you





Makalah
Filsafat Ilmu









Disusun
Oleh

Nama          : Ahmad Miftahul farid
NPM           : 201314079
Prodi           : Komunikasi D



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat merupakan jenis pengetahuan jenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan kajian yang sedalam-dalamnya untuk menemukan esensi (hakikat) dari obyek yang dikaji. Sokorates adalah peletak dasar ilmu filsafat, yang menggugurkan teori shopis yaitu “segala sesuatu adalah ketiadaan yang ada itu adalah ketiadaan itu sendiri”, yang kemudian digugurkan oleh teori sokorates yang berbunyi “segala sesuatu itu ada mulai dari yang kecil hingga yang besar” oleh karenya dalam merumuskan sesuatu itu harus RAKUS Rasional Analisis Kritis Universal Sistematis.
Bidang filsafat ilmu mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi, ontologi dan Aksiologis.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui atau sebagai pertimbangan Moral. Didalam filsafat ilmu tidak hanya membahas perihal sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, tetapi juga mempelajari hubungan filsafat dengan ilmu alam, ilmu sosial dan logika.
Logika adalah Kaidah-kaidah atau aturan-aturan berfikir baik dan benar, hubungan filsafat dengan logika sendiri adalah mempelajari sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Bedahannya dengan filsafat, Logika diletakan atau ditemukan oleh Aristoteles yaitu murid dari sokorates peletak dasar filsafat, Aristoteles adalah murid dari plato, plato sendiri merupakan murid dari Sokorates. Aristoteles meluruskan dan menyempurnakan sekaligus menggugurkan teori gurunya plato  yaitu “segala sesutu itu ada, tetapi hanya ada dialam hakikat bukan di alam materi walaupun ada itu hanyalah bayangan dari alam hakikat” kemudian digugurkan oleh Aristoteles dengan teori “Segala sesuatu itu ada baik dialam hakikat maupun dialam materi” oleh karenya lah muncul logika.
Subjek filsafat adalah manusia dan objeknya adalah alam semesta beserta isinya, berbeda dengan logika, logika memiliki subjek Konsep dan Proposisi, proposisi adalah pernyataan yang tersusun secara sistematis dan dinyatakan kebenarannya, Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Sedangkan Objek logika adalah Devinisi dan Argumentasi, Devinisi adalah menjelaskan sesuatu yang belum jelas, Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat dan menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apa Asumsi-asumsi dalam Filsafat?
2. Apa Sejarah Filsafat?                                                                 
3. Konsep Filsafat?
4. Apa Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu?
3. Apa Hubungan Filsafat dengan logika?

C . Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Asumsi-asumsi yang diambil oleh filsafat dan sejarah tumbuhnya filsafat sehingga dapat menngetahui hubungan antara filsafat dengan ilmu lainya, hubungan filsafat dengan logika.



BAB II
PEMBAHASAN
Makna Filsafat
Secara Etimologi Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia  yang artinya  persahabatan ayau cinta dan sophia yaitukebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Sedangkan menurut bahasa arab yaitu falsafah yang artinya hikmah. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf"
Makna Filsafat menurut tokoh-tokoh filsuf
  1. Robert Ackerman
    1. Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiyah dewasa ini dengan perbandingan terhadap criteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu yang pasti bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiyah secara actual.
  2. Lewis White Beck
    1. Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiyah serta mencoba menemukan pentingnya upaya ilmiyah sebagai suatu keseluruhan.
  3. A Cornelius Benjamin
    1. Cabang pengetahuan filsafat yang melakukan telaahan sistematis mnegenai ilmu khususnya terkait dengan metode konsep dan prangapan-prangapan serta letaknya adalah kerangka umum cabang pengetahuan intelektual
  4. Micheal V berry
    1. Tela’ahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiyah dan hubungan antara percobaan dan teori yakni tentang metode ilmiyah.


  1. May Brodbeek
    1. Analisis yang netral secara etis filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan ilmu.
Menurut kajian yang pernah dilakukan dan dipelajari, maka Filsafat merupakan jenis pengetahuan jenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan kajian yang sedalam-dalamnya untuk menemukan esensi (hakikat) dari obyek yang dikaji.
Yang dimaksud dengan esensi atau hakikat adalah sesuatu yang dapat menjadikan subtansi atau hal tersebut menjadi ada dan apabila hal yang menjadi esensi itu dihilangkan, maka subtansi itu menjadi tidak ada.
Yang dimaksud dengan substansi adalah sesuatu yang tidah membutuhkan sandaran, berbeda dengan Fenomena yaitu sesuatu yang membutuhkan sandaran dan Subtansi adalah sandaran fenomena oleh karena itu substansi dan fenomena tidak dapat dipisahkan karena substansi dan fenomena adalah kausalitas kesamaan yaitu suatu akibat yang melahirkan suatu sebab secara bersamaan.
Sejarah Filsafat
Munculnya Filsafat
Pada abad 4 sebelum Masehi ada sebuah kau yang mahir dalam retorika yaitu kau shopis. Ada 2 tokoh yang terkenal pada kaum ini yaitu Protagoras dan Georgias. Protagoras mempunyai teori yaitu ”segala sesuatu itu ketiadaan, walaupun ada itu adalah ketiadaan itu sendiri” sedangkan Georgias “segala sesuatu itu ketiadaan, jikapun sesuatu itu ada pasti tidak bisa diketahui, dan jika sesuatu itu diketahui pasti tidak bisa dipahami”.
Kemudian teori itu digugurkan oleh Socorates dengan teori “segala sesuatu itu ada baik dari yang kecil hingga yang besar” socorates adalah peletak dasar filsafat. Namun karena masyarakat dikala itu mempercayai kaum shopis sehingga tidak mudah mempengaruhi dan memberikan gagasan baru kepada suatu kaum. Sehingga gagasan dan teori socorates tidak diterima oleh kaum shopis, kemudian kaum shopis mengadakan perdebatan antara gagasan kaumnya dengan teori socorates, tetapi karena socorates hanya minoritas walaupun gagasannya rasional tapi kaum shopis adalah mayoritas sehingga socorates tersingkirkan dan divonis hukuman mati. Sebelum hukumannya berlangsung socorates bunuh diri menandakan bahwa gagasan dia tidah salah hanya dia adalah minoritas saat itu olehkarenanya dia kalah.
Setelah bertahun-tahun akhirnya munculah Plato yaitu salah satu murid Socorates sebagai peletak awal Institusi pendidikan akademi kehidupan. Plato memiliki teori “segala sesutu itu ada dialam hakikat bukan dialam materi, walaupun ada itu hanyalah bayangan dari alam hakikat”. Kemudian teori ini digugurkan oleh muridnya sendiri yaitu Aristoteles sebagai peletak awal Logika dengan teori “segala sesutu itu ada baik dialam hakikat maupun dialam materi” hingga saat ini Aristoteles diakui seluruh dunia sebagai tokoh logika.
Sejarah munculnya filsafat di yunani
Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
            Semenjak kemunculannya filsafat, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama.


1.      Menurut wilayah.
filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah.
2.      Menurut latar belakang agama
filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat Budha, filsafat Hindu, dan filsafat Kristen.

Filsafat Barat

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.

Filsafat Timur

Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama.
Adapun filusuf-filusuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.

Filsafat Timur Tengah

Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka.
Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa.

Filsafat Islam

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan, dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
Ilmu filsafat dan Filsafat Ilmu
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam memahami pengetahuan Filsafat, filsafat memiliki 4 Ciri pengetahuan
  1. Konsepsional
    1. Artinya filsafat selalu diformulasikan untuk mewujudkan suatu konsep atau teori.
  2. Koheren (konsisten)
    1. Artinya kajian filsafat selalu dilakukan secara sistematis dan konsisten terhadap landasan berfikir yang menjadi acuan.
  3. Rasional
    1. Artinya selalu menggunakan acuan rasio sehingga pemikiran yang dibangun menunjukan seluruh bagian yang saling terkait secara logis, sehingga konsepsi yang dihasilkan merupakan kesimpulan dari pernyataan yang mendahului.
  4. Komprehensip
    1. Artinya menggunakan sudut pandang menyeluruh dan bersifat general (umum Universal) sehingga mengkait pada banyak aspek.

Tidah hanya ciri Pengetahuan saja yang dibutuhkan dalam filsafat tetapi filsafat juga memiliki karakteristik berfikir filsafat
  1. Menyeluruh
    1. Artinya kajian filsafat selalu merupakan pengetahuan yang komprehensip jeneral dan tidak rinci dengan karakteristik ini menjadikan pengetahuan filsafat cenderung bersifat implikatif.
  2. Mendasar
    1. Artinya kajian filsafat selalu diarahkan mengkaji objek sedalam-dalamnya dengan maksud untuk menentukan esensi atau hakikat dari objek yang dikaji.
  3. Spekulatif
    1. Artinya terbuka peluang menggunakan pendekatan spekulatif ketika masalah yang dihadapi mengatasi atau melampaui hal-hal yang factual dan empiris.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT DAN ILMU
Menurut rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan bekembang karena 3 hal yaitu :
  1. Akal Budi
  2. Thauma (kagum)
  3. Aporia
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut ;
  1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal dan budi.
    1. Dengan akal budi yang dimiliki, manusia mampu :
                                                              i.      Mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi sehingga dijuluki sebagai animal syimbalicium (binatang yang mampu menciptakan simbol-simbol)
                                                            ii.      Berfikir abstrak dan konseptual, sehingga disebut pula sebagai homo sapies (makhluk pemikir) dan bahkan manurut Aristoteles manusia merupakan animal rationale (binatang yang berakal).
    1. Manusia memiliki thauma (rasa kagum) pada alam dan Isinya
                                                              i.      Manusia merupakan makluk yang dikaruniai rasa haus intelektual (intelectual Curiosty) yang aktualisasinya bertanya dan berfikir. Termasuk didalamnya kagum pada semua hasil ciptaan tuhan. Kekaguman ini mendorong manusia berusaha mengetahui dirinya sendiri, termasuk eksistensinya dan tujuan hidupnya.
    1. Manusia selalu menghadapi masalah (aparia)
                                                              i.      Masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya dapat mendorong manusia untuk berbuat dan mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah. Dalam upayanya ini tidak jarang menghasilkan temannya yang signifikan. Sehingga necessity is the mother of science (kebutuhan adalah ibunya ilmu)

KONSEP ILMU FILSAF
Secaara Empiris
Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berarti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji dengan metode empiris, melalui berbagai pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.
Maka deengan demikian konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme, yaitu ketergantungan pada bukti dan fakta yang ada.
Falsifiabilitas
Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu adalah konsep falsifiabilitas. Konsep ini digagas oleh Karl Popper pada tahun 1919-20 dan kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1960-an. Prinsip dasar dari konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki metode yang jelas yang dapat digunakan untuk membantah atau menguji teori tersebut. Misalkan dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.
PERBANDINGN FILSAFAAT DAN LOGIKA
Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Dalam Study filsafat, Manusia adalah sebagai Subjek filsafat. Karena tidah ada makhluk selain manusia yang bisa berfikir, pasalnya filsafat memerlukan akal rasio untuk menunjukan substansi karena substansi hanya bisa dijangkau oleh akal. Berbeda dengan dengan fenomena yang dapat dijangkau oleh panca Indra dan Khayal. Dan Objeknya filsafat adalah Alam semesta beserta isinya mencakup manusia juga didalamnya.

Logika
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Logika memiliki Objek Konsep dan Proposisi, sedangkan Subjeknya logika adalah Devinisi dan Argumentasi. proposisi adalah pernyataan yang tersusun secara sistematis dan dinyatakan kebenarannya, Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (Gambaran Realitas). Sedangkan Devinisi adalah menjelaskan sesuatu yang belum jelas, Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat dan menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Suatu Konsep akan dijelaskan dengan definisi dan proposisi melahirkan Devinisi, Proposisi akan dibuktikan dengan Argumentasi. Argumentasi ada 2 junis yaitu Polemik dan Demonstratif. Polemik adalah argumentasi berdasarkan suara pendapat orang banyak, Demontratif dibagi menjadi 2 yaitu Ilmiyah dan filosofi, Ilmiyah adalah Pendeteksian dari hasil identifikasi secara Empiris.
Adapun persamaan antara Logika dan Filsafat adalah logika ada dimasyarakat subjeknya filsafat dan masyarakat adalah bagian dari logika. Maka filsafat dan logika juga terdapat kesamaan.

Perkembangan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu, mulai berkembang awal abad 20, bacaan menampilkan metode induktif sejak abad 19, sehingga ia merupkanpeletak dasar filsafat ilmu dalam pendekatan induktifnya. Semua ada kekhawatiran ilmuwan dan filsuf karena perkembangan iptek lepas dari asumsi dasar antologis, epistemologis dan aksiologis sehingga cenderung jalan sendiri sendiri-sendiri. Terkait hal itu maka kehadiran filsafat ilmu merupakan upaya meletakan kembali peran dan fungsi iptek sesuai tujuan semula, menaruh perhatian khusus untuk kebahagiaan umat manusia.
Epistemilogis merupakan cara untuk mendapatkan Obyek dari Ontologis yaitu Obyek yang diketahui yang kemudian diaplikan dengan Aksiologis dengan cara apa dan untuk dijadikan apa obyek yang sudah diketahui atau sebagai pertimbangan Moral.
Perkembangan lanjutnya semakin kompleks, struktur ilmu berubah seiring perkembangan masyarakat, dan perkembangan keilmuan difahami sebagai kerangka paradigma keilmuan.
Agama itu sifatnya mengikat
Ilmu itu diciptakan untuk kemaslahatan atau menolong manusia bukan menghancurkan atau menyengsarakan peradaban manusia. Contoh :nuklir. Ilmu setelah diakui dan diuji kebenarannya maka ilmu itu milik hak masyarakat
Asumsi-asumsi dasar keilmuan
Hakikat penalaran
Penalaran (akal) merupakan proses berfikir yang menghasilkan pengetahuan melalui penarikan kesimpulan. Agar pengetahuan yang dihasilkan mempunyai dasar kebenaran, maka proses itu harus dilakukan dengan cara tertentu. Penarikan kesimpulan cara inilah yang disebut sebagai logika, yang kemudian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu logika Induktif dan logika deduktif.
Logika Induktif terkait penarikan kesimpulan dari kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum terhadap kasus yang bersifat individual.
BAB III
PENUTUP
Filsafat Ilmu adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat sangat dibutuhkan dalam membuktikan suatu aksiden atau fenomena dan Subtansi karena dengan filsafat lah bisa terbukti sesuatu itu ada atau mungkin ada, karena dengan akal lah bisa membuktikan suatu substansi dan substansi itu terbentuknya dari filsafat.
Logika dan filsafat adalah suatu kajian yang sama-sama mengkaji sesuatu, dengan logika kita tidah mudah menilai orang lain dan tidak mudah terkontaminasi serta terpengaruh oleh teoti-teori yang tidak rasional, karena logika dan filsafat membuktikan objeknya dengan rasional.
Dalam mengembangkan Filsafat Ilmu harus berdasarkan asumsi-asumsi yang ada yaitu epistemilogis, oksiologis dan Aksiologis. Ketiga asumsi itu harus menyertai kajian-kajian dalam pengembangan filsafat ilmu.
Ilmu berusaha menjelaskan tentang apa dan bagaimana alam sebenarnya dan bagaimana teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam. Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Dan Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Daftaar Pusaka
-          Jujun S. Suriasumantri, 2010. Ifilsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
-          Materi-materi Filsafat Ilmu, UMJ komunikasi D 2013

0 komentar:

Popular Posts

ahmad miftahul farid. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman